Selasa, 05 Mei 2015

Penelitian Respirasi Serangga

PRAKTIKUM RESPIRASI SERANGGA



XI MIA 2
Nama Anggota:
Kenratri Anggana Raras (10)
Alya Rahma Aqila (25)
Arina Nurjanah (26)
Fahimah Al Kayyis (27)
Lisna Rahmawati (29)



SMA N 1 SEWON
TA 2014/2015

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan laporan  tentang Respirasi Serangga”.
Adapun penulisan laporan ini bertujuan Mengetahui kecepatan respirasi pada hewan(serangga) dan Mengetahui pengaruh berat serangga terhadap laju respirasi. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Suwarsono yang telah membimbing Kami dalam hal percobaan dan membuat laporan ini. Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini, Kami menyadari bahwa pengetahuan dan pengalaman Kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, Kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan ini lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata, Kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.





Bantul, 01 Februari 2015

                       


Penulis



A. Pendahuluan
            Insecta (serangga) bernapas menggunakan tabung udara yang disebut trakea. Pada Belalang udaramasuk melalui empat pasang stigma depan dan keluar melalui enam pasang stigma abdomen. Dengan demikian, udara yang miskin O2 tidak akan bercampur dengan udara kaya O2 yang masuk.

B. Tujuan
1.      Mengetahui kecepatan respirasi pada hewan(serangga).
2.      Mengetahui pengaruh berat serangga terhadap laju respirasi.

C. Alat dan Bahan
1.      Respirator sederhana.
2.      Neraca.
3.      Jangkrik/Belalang/Hewan lainnya.
4.      Kristal NaOH(KOH).
5.      Larutan eosin.
6.      Plastisin/vaselin.
7.      Kapas.
8.      Pipet tetes.
9.      Stopwatch/pengukur waktu.

D. Cara Kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum Respirasi Serangga dilakukan pada tanggal 30 Januari 2015 di Laboratorium Biologi SMA N 1 Sewon jam ke  3 sampai 6.
1.      Timbang serangga/jangkrik yang akan dipakai untuk praktikum.
2.      Susun alat dan bahan.
3.      Tempatkan pada tempat yang datar.
4.      Tutup sambungan antara pipa dengan bejana agar tidak bocor udaranya.
5.      Sebelum ujung pipa diberi larutan eosin, tutup dengan jari telunjuk selama 1-2 menit.
6.      Masukkan larutan eosin di ujung pipa berskala satu tetes.
7.      Mulai menghitung gerakan eosin setiap 2 menit.
8.      Hitung berapa cc O2 yang dibutuhkan serangga dalam waktu 10 menit.
9.      Ulang langkah di atas pada serangga yang berbeda beratnya.
E. Hasil Pengamatan
                                                                                   
No
Jenis Hewan
Berat Tubuh(gr)
Skala Kedudukan Eosin tiap 2 menit
I
II
III
IV
V
1.
Kupu-Kupu
0,4 gr
0,06
0,05
0,005
0,001
0,001
2.
Belalang 1
1,2 gr
0,28
0,25
0,02
0,14
0,09
3.
Belalang 2
1 gr
0,08
-
-
-
-










F. Diskusi
1.      Tuliskan variabel pada percobaan di atas:
a. Variabel bebas: Berat Belalang.
b. Variabel terikat: Laju pernapasan Serangga.
c. Variabel control: Jenis Belalang, respirometer sederhana, kristal NaOH(KOH), Eosin

2.      Tuliskan hipotesis:
Semakin berat tubuh jangkrik, semakin banyak membutuhkan O2. Sedangkan semakin ringan berat tubuh jangkrik semakin sedikit kebutuhan O2.

3.      Apakah guna NaOH(KOH) dalam percobaan di atas:
Berguna untuk mengikat CO2 agar tidak menganggu jalannya kegiatan respirasi, sehingga pergerakan dari larutan Eosin hanya disebabkan oleh konsumsi O2

4.      Apa yang terjadi dengan kedudukan eosin? Jelaskan!
Ketika jangkrik mulai bernafas di dalam tabung ketika itulah eosin bergerak di dalam tabung dari titik awal tabung respirometer ke titik akhir sesuai dengan kecepatan bernafasnya jangkrik.

5.      Adakah hubungan antara berat jangkrik dengan kebutuhan O2?
Ada. Karena semakin berat tubuh jangrik, akan semakin membutuhkan O2.

6.      Buat grafik hubungan antara berat jangkrik dan kebutuhan O2!





7.      Kesimpulan kegiatan praktikum:
Ø  Bahwa NaOH(KOH) dapat membantu mempercepat proses pernafasan pada Serangga.
Ø  Terdapat hubungan antara berat Serangga dengan kecepatan bernafasnya.
Ø  Jika semakin berat tubuh Serangga, semakin banyak O2 yang dibutuhkan, sehingga semakin cepat pernafasannya.
Ø  Tetapi semakin ringan berat tubuh Serangga, semakin dikit O2 yang dibutuhkan, sehingga semakin lambat pernafasannya.
Ø  Pada percobaan Kami, ada salah satu sampel yang tidak mengalami percepatan pernapasan, karena adanya kebocoran.

H. Daftar Pustaka
            https://docs.google.com
            https://id.wikipedia.org

I. Anggota
No
Nama
Tanda Tangan
1.
Kenratri Anggana Raras

2.
Alya Rahma Aqila

3.
Arina Nurjanah

4.
Fahimah Al Kayyis

5.
Lisna Rahmawati




Mengetahui,




Guru Pembimbing

0 komentar:

Posting Komentar