Sabtu, 06 Juni 2015

Sistem Ekresi Manusia


Test Urine




XI MIA 2, Kelompok 3:
1. Shinta Anindita L      (06)
2. Alya Rahma Aqila     (25)
3. Arina Nurjanah           (26)
4. Fahimah Al Kayyis    (28)
5. Lisna Rahmawati       (29)
SMA N 1 SEWON
BANTUL-YOGYAKARTA

LEMBAR KERJA SISWA
JUDUL                                              : Sistem Ekskresi pada Manusia
KOMPETENSI DASAR                 :
1.9 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem     ekskresi dan mengaitkannya dengan proses ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem ekskresi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
1.10 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi organ yang menyebabkan gangguan sistem ekskresi manusia melalui berbagai bentuk media presentasi.
TUJUAN PEMBELAJARAN        :
            Siswa mampu melakukan proses pengujian kandungan urin.
A.    Topic
Ginjal
            Setiap harinya ginjal manusia bekerja menyaring darah dan menghasilkan urin. Urin yang dihasilkan setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jumlah air yang dikonsumsi, suhu serta tekanan yang dialami seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetehui bahwa urin manusia rata-rata berwarna kuning dan sedikit berbau. Apa saja yang menjadi kandungan dalam urin tersebut? Apakah berbahaya jika seseorang tidak mengeluarkan urin dalam sehari?
            Dalam percobaan kali ini kita akan mengetahui ada atau tidaknya kandungan Glukosa, Protein, endapan klorida dalam urin, bau ammonia, serta pH urin dimana dari beberapa uji tersebut ki mengetahui tingkat kesehaan ginjal seseorang.
B.     Sub Topik
Uji kandungan urine

C.    Alat dan Bahan
1.      Alat :
a.       Alat tulis
b.      Tabung reaksi
c.       Tabung spritus
d.      Pipet tetes
e.       Penjepit tabung reaksi
f.       Lampu Bunsen
2.      Bahan :
a.       Handout system ekresi
b.      Lembar kerja siswa
c.       Urin segar
d.      pH meter
e.       biuret/million
f.       fehling A dan fehling B

D.    Panduan Penggunaan
1.      Membentuk kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
2.      Isi biodata kelompok pada kolom yang telah diisikan.
3.      Melakukan uji urine sesuai dengan cara kerja yang telah disediakan.
4.      Memasukan data hasil pengamatan ke dalam table data hasil pengamatan Uji Urin.
5.      Menjawab pertanyaan diskusi.

E.     Langkah Kerja
1.      Uji pH Urine
a.       Memasukkan urin sebanyak 2ml ke dalam tabung reaksi. Celupkan kertas indicator universal ke dalam urine.
b.      Cocokan perubahan warna indicator dengan warna standart pH. Catat hasil pengamatan.
2.      Uji kandungan NH3
a.       Memasukkan urine ke dalam tabung reaksi sebanyak 2ml.
b.      Menyalakan pembakar spiritus.
c.       Jepit tabung reaksi dengan penjepit dan goyang-goyangkan di atas api spritus sampai mengeluarkan gelembung.
d.      Cium aroma yang dihasilkan.
e.       Catat hasil pengamatan
3.      Uji kandungan Glukosa urine
a.       Masukkan urin 5ml ke dalam tabung reaksi
b.      Masukkan 5 tetes fehling A dan 5 tetes fehling B, kemudian goyang-goyangkan.
c.       Panaskan tabung reaksi, pegang menggunakan penjepit.
d.      Periksa perubahan warna yang terjadi.
e.       Sebagai pembanding buat larutan gula + fehling A + fehling B, dipanaskan menghasilkan warna merah bata.
4.      Uji protein urine
a.       Masukkan urin sebanyak 2ml kedalam tabung reaksi.
b.      Tambahkan 8-10 tetes larutan reagen biuret.
c.       Amati perubahan warna yang terjadi.
d.      Catat hasil pengamatan ke dalam tabel.

F.     Tabel Hasil Pengamatan
NO.
Nama
Warna Urine
Uji / Test Urine
pH
Bau
Glukosa
Protein
1.
Sampel A
Kuning gelap
7
Amoniak
Warna : Hijau kebiruan
Warna : coklat muda
2.
Sampel B
Kuning terang
6
Amoniak
Warna : Hijau kecoklatan
Warna : coklat muda

G.    Diskusi
1.      Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, berapakah rata-rata nilai pH , berikan penjelasan mengenai nilah pH yang telah diamati!
Setelah kami melakukan pengujian kandungan urine, ternyata pH rata-rata dari urine yang kami uji adalah 7/2 + 6/2 = 13/2 atau setara dengan 6,5. Nilai pH suatu urine dapat dijadikan penentu normal atau tidaknya urine tersebut. pH urine normal berkisar antara 4,8 – 7,5 , urine akan menjadi lebih asam jika mengonsumsi banyak protein dan akan menjadi basa jika mengonsumsi banyak sayuran.
2.      Jelaskan mengapa urine berbau?
Bau urine disebabkan oleh kandungan ammonia yang memiliki aroma menyengat. Bau ammonia (pesing) pada urine dapat dipengaruhi oleh makanan-makanan yang dikonsumsi atau kelainan pada proses pembentukannya. Bau ini disebabkan oleh adanya perombakan protein dalam saluran kemih.
3.      Jelaskan dari manakah asal klorida yang terdapat dalam urine?
Na+ difiltrasi dalam jumlah besar, tetapi akan mengalami trnspor secara aktif disemua bagian netron, kecuali pada bagian ansahenle yang tipis. Dalam keadaan normal, 96% - 99% Na+ yang difiltrasi akan di reabsorpsi, sebagian akan direabsorpsi bersama-sama dengan klorida (Cl-), tetapi sejumlah kecil akan direapsorpsi secara aktif dalam hubungannya dengan sekresi K+ . klorida dikeluarkan dalam bentuk NaCl dan hamper seluruhnya berasal dari NaCl makanan, jadi pengeluarannya tergantung pada banyaknya NaCl yang masuk.
4.      Jelaskan apakah klorida harus selalu ada dalam urine?
Klorida harus selalu ada dalam urine, jika urine tidak mengandung klorin maka urine tersebut termasuk urine yang tidak normal. Klorida harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Apabila klorida berada dalam tubuh secara terus-menerus maka akan terjadi suatu penyakit. Klorida bersifat racun. Klorida dikeluarkan bersama urine yang berionisasi dengan Na+.
5.      Berikan penjelasan, penyakit apakah yang mungkin terindentifikasi jika kadar gula dalam urine positif!
Jika kadar gula pada urine positif, ,maka dapat teridentifikasi penyakit :
a.       Glikosuria
Disebabkan kerusakan pada tabung ginjal.
b.      Diabetes mellitus (kencing manis)
Disebabkan karena pancreas tidak menghasilkan atau hanya menghasilkan sedikit sekali insulin. Insulin adalah hormone yang mampu mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar gula dalam darah. Penyakit ini menyebabkan penderitannya buang air kecil, cepat haus dan lapar, serta menimbulkan masalah pada metabolism lemak dan protein.
6.      Berikan penjelasan, penyakit apa sajakah yang mungkin terindentifikasikan jika kadar protein dalam urin positif!
Ternyata apabila urine mengandung protein berarti orang yang memiliki urine tersebut mengalami kebocoran protein, yaitu seperti penyakit Sindroma Nefrotik dan FSGS (Focal Segmental Glomerulo Sclerosis). Penyakit ini sekitar 70-80% muncul sebagai sindroma nefrotik (kumpulan gejala). Seperti bengkak ditungkai atau mata kaki, kebocoran protein di urine yang tinggi, kadar albumin yang rendah, kolesterol darah yang tinggi.
7.      Apa yang dapat disimpulkan dari kegiatan tersebut?
Dari praktikum tersebut kedua pH normal dan kedua urine tidak mengandung glukosa. Asal Klorida dari pengabsorpsi ion Cl- secara pasif dibagian tubulus kontortus pistal dan terjadi sekresi aktif di bagian lengkung henle. Klorida harus ada pada urine (yang normal). Apabila urine terkandung protein maka urine tersebut tidak normal. Sehingga urine bisa dikatakan sebagai factor X untuk menentukan sebuah penyakit.

0 komentar:

Posting Komentar