Minggu, 28 Desember 2014

Tak Disangka

Malam sudah berganti pagi dengan cepat bagai kereta monorel yang melintasi rel.
‘’ Banguuuun Non Adel, banguuuuun, sudah siaang. Nanti terlambat ke sekolahnya”  Omel Bibi membangunkan Adel yang susah bangun pagi.
‘’apasiih Bi, masi juga jam berapaaa, sekarang itu masi pagi bangeeeet’’      Adel kemudian menarik selimutnya lagi.
‘’tapi sekaraaang sudah jam 06.45 Non. Masih pagi sekali sampai matahari sudah nongol di atas kepala Non’’ jelas Bibi.
‘’apaaaaa jam 06.45? kenapa gak bangunin daritadi sih Bi’’ Adel jadi memarahi Bibinya dan bergegas masuk kamar mandi.
Di koridor kelas....
‘’Manaa sih si kebo itu, lama banget datengnya. Padahal udah mau bel’’ singgung Kartika.
‘’ halaah itu kan sudah biasa jadi kebiasaannya Dia’’ sahut Merry dengan datar.
Beberapaaa saat kemudian...
‘’teeeeeng......... tenggg........ teeeeng.....’’ bel sudah berbunyi.
‘’hossssh...,, hosssssh.., tunggu aku’’ Adel mengejar Kartika dan Merry.
‘’lari-lari seperti dikejar alien sajaa, hahahaha’’ kata Merry
‘’tadi Aku kesiaangan lagi, duh’’
‘’bukaaaan cuma tadi tapi TIAP HARI!’’ omel Kartika saking jengkelnya.
Akhirnya mereka malakukan aktivitasnya sebagai pelajar di sekolah.....
            Adel adalah anak tunggal dari orangtua pengusaha gadget yang sangat sukses di daerah Bandung. Orangtuanya selalu berangkat pagi dan pulang larut malam. Jika Adel ketemu dengan orang tuanya paling hanya bertatap muka untuk berpamitan saja dan saat sudah tertidur. Dalam sehari-hari Adel hanya ditemani oleh Supir, Bibi yang merawatnya sejak Ia bayi, dan Teman-teman SMP nya saja.
            Terkadang sepulang sekolah, Adel mengajak kedua sahabatnya untuk bermain ke rumah, mengerjakan tugas sekolah, belajar bersama, dan juga berenang di rumah Adel. Kartika dan Merry senang mempunyai teman yang sangat baik seperti Adel. Tetapi ada kebiasaan buruk yang tidak disukai kedua sahabatnya, yaitu Ia sangat suka berfoya-foya, menghambur-hamburkan uang dan berpikir bahwa semua bisa dibeli dengan uang. Karena Adel sangat senang dan bangga mempunyai orang tua yang sangat kaya.
            Orang tua Adel terbang menggunakan garuda ke Singapura karena ada meeting mendadak dari pihak lain. Rencananya mereka akan bekerja sama dengan pihak tersebut untuk lebih mengunggulkan produk tersebut agar tidak kalah saing dengan produk-produk baru yang mulai bermunculan dalam waktu dekat ini.
            Setelah meeting selesai dengan beberapa perjanjian dan kesepakatan, orang tua Adelpun kembali ke Bandung dengan membawa kabar gembira untuk Adel. Bahwa orang tuanya akan kerja di rumah selama 2 hari tetapi tidak memberitahu Adel sebelumnya.
            Esok harinya.......
‘’ Naaaak, ayo bangun dulu sudah pagi nanti terlambat sekolahnya, Naaaaak’’ elus Mamanya di kepala Adel.
‘’Bibiiii, kok manggilnya ‘Nak’ tumben banget. Kan aku bukan buah hati Bibi’’ jawab Adel sambil ngulet dan masih setengah sadar.
‘’Naaaak lihaaat dulu ini siapaaa” sambil membangunkannya.
‘’haaaah? Mama? Kok Mama disini? Ngapain? Kok gak berangkat pagi? Mama gak kerja lagi?’’ seketika Adel terkejut dan rasa ngantuknya hilang.
‘’gini loh sayangku............’’ Mamanya menjelaskan panjang lebar.
            Kemudian Adel bergegas mandi dan Ia bangun lebih awal dari sebelum-sebelumya. Ibunya menyiapkan sarapan dan membawakan bekal, sedangkan Ayahnya akan mengantarkannya ke sekolah. Selama cuti 2 hari, Adel selalu dimanja oleh orangtuanya.
            Setelah cuti 2 hari, keadaan pun kembali normal. Orang tuanya sibuk dengan kerjaannya dan Adelpun sibuk dengan pelajaran karena Ia sudah kelas IX yang sebentar lagi mengikuti Ujian Nasional.
            Sebulan kemudiaan, memang perusahaannya setelah bekerjasama dengan Tim Singapura mengalami peningkatan yang sangat drastis dan keuntungan semakin besar yang didapatkan. Akhirnya semua tanggung jawab perusahaan diberikan kepada mereka karena orang tua Adel sudah percaya kepada mereka.
            Bulan demi bulan, sepertinya banyak kejanggalan yang terlihat pada perusahaan itu. Tetapi pihak dari orang tua Adel hanya mengira itu hanya perbedaan-perbedaan sedikit sistem dari mereka.
            Kejanggalan itu akhirnya muncul, bahwa perusahaan telah diambil alih oleh Tim Singapura. Apa boleh buat, perusahaannya ditipu dan semua diambil alih oleh mereka yang licik. Keluarga mereka harus pindah rumah dan perusahaan hilang begitu saja.
                        Semenjaaak saat itulah hidup Keluarga Adel berubah drastis. Mereka menjadi keluarga yang sederhana, harmonis dan belajar dari masalah yang ada.
                        Sahabat-sahabatnya tidak menyangka semua akan terjadi seperti ini. Beritanya sudah tersebar ke satu sekolahan. Semua teman-temannnya mengejek, mengolok, memojokkan Adel.
            ‘’Hahahaaha, dulu kaya banget tapi sekarang melaratnya minta ampuuun deh, hahaha’’
            ‘’ kalo aku sih malu, mukaku mau ditaruh dimanaaa, hahahahaha’’
            ‘’makanya jangan sok punya orang tua kaya!’’
            ‘’sudaah diam!!! Kalian tidak tahu apa-apa tentang masalah inii!!!’’ jawab Kartika dengan sangar.
                        Begitu terus olokan teman-temannya. Setiap Adel berangkat sekolah, Ia selalu menangis karena dibully dan diejek-ejek, tetapi sahabat-sahabatnya tidak pernah berhenti untuk terus menyemangatinya agar tahan dengan cobaan itu. Sahabat yang baik itu, senang dan susah selalu berada di samping sahabatnya bukannya pergi meninggalkan sahabatnya yang sedang kesusahan. Kartika dan Merry selalu memarahi teman-teman yang mengejek Adel.
                        Orang tua Adel terus berdo’a dan menasehati Adel supaya mereka diberikan perlindungan dan kehidupan yang lebih baik lagi.
                        Mulailah dari awal kembali. Mereka mencoba membuka laundry kecil-kecilan di rumahnya. Ayahnya mengambil dan mengantar baju ke rumah para tetangga, sedangkan Ibunya menyetrika pakaian-pakaiannya. Laundry menginjak 3 bulan, semakin banyak saja pelanggannya. Akhirnya mencari orang-orang untuk menjadi pegawai sementara, karena tidak punya uang untuk membesarkan usaha laundry dan membayar pegawai tersebut.
             Bertahun-tahun kemudian tidak terasa Adel sudah menginjak kelas XII SMA. Adel mulai berpikir untuk membantu orangtuanya. Dia mencoba dengan mengumpulkan botol-botol yang sudah tak terpakai di rumahnya lalu menjualnya. Uang penghasilannya Ia tabung untuk orangtuanya.                  Setelah berbulan-bulan Ia keliling rumah tetanggnya untuk mengambil botol-botol yang sudah tidak terpakai lagi. Dan hasilnya sangat luar biasa, Adel setiap harinya selalu mendapatkan uang hasil jerih payahnya sendiri demi membantu orangtuanya.
                        Tibalah saatnya Adel melaksanakan Ujian Nasional....
                        Satu bulan kemudian.....
            ‘’alhamdulillllah NEM nya sangaat memuaskan dan aku keterimaa di UGM Ibuuuu,Ayaaaaah’’ sambil memeluk orangtuanya dan sujud syukur.
            ‘’alhamdulillaaah Naaaaak’’ orangtuanya menangis bahagia.
                        Adel sekarang sudah menjadi Mahasiswa UGM dan Ia menjadi pengusaha rongsokan yang sangat sukses. Sambil mencari ilmu, Adelpun sudah mendapatkan penghasilan dari kerja kerasnya selama ini.
                        Tidak melupakan orangtua tercintanya, Adel membantu dengan menambahkan modal untuk orang tuanya membuka laundry yang besar dan bercabang-cabang di kota Bandung dan menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat besar.
            Ayah, Ibu, Adel. Keluarga kecil yang mengalami manis pahitnya kehidupan. Tidak pantang menyerah dalam suatu masalah dan saling membantu satu sama lain anggota keluarganya.
                        Sukses itu tidak diraih bagai membalikkan tangan saja, tetapi dengan kesadaran, ketekunan, keseriusan, doa, dan restu dari orangtua. Mulailah dari sekarang, agar masa depanmu mudah diraihnya.#PitikAngkrem6

0 komentar:

Posting Komentar