“Duh
ono cegatan, pie iki. Duuh iki pie mau lari nengdi meneh?” terlintas dalam
pikiranku yang belum mempunyai SIM.(Duh ada cegatan, gmana ini. Duuh ini mau
lari kemana lagi?).
Tapi tidak dengan sekarang.
“I got my driving license” ketawa jahat.
Sabtu(27/12) pagi tiba saatnya Aku
membuat SIM di POLRES BANTUL. Caranya mudah saja. Pertama, Kita harus mengecek
kesehatan terlebih dahulu di sana. Seperti, berat badan, tinggi badan, tekanan
darah, dan penglihatan. Kedua, Kita membayar ke bank sebesar Rp.100.000 untuk
SIM C. Kemudian, menuju ke loket pendaftaran untuk meminta formulir yang harus
diisi. Setelah itu, menuju kembali ke loket untuk meminta urutan seperti
ini.
Kebetulan Aku mendapat nomor urut yang
sangat membosankan, nomor baru berjalan sampai nomor 25. Maka Aku memutuskan
untuk pulang ke rumah dan sorenya balik lagi ke POLRES BANTUL.
Tibalah sore hari, nomor urut 206-210
akhirnya terpanggil oleh suara di microfon. Dengan senang hati Aku foto untuk
SIM, sidik jari, dan tanda tangan untuk melengkapi SIM. Kemudian, aku
mengerjakan ujian teori 20 soal tentang lalu lintas pada umumnya.
Menunggu, menunggu, dan menunggu lagi
demi mendapat SIM.
“Fahimah Al Kayyis” terpanggil namaku.
“Iya Saya” jawabku di loket
pengambilan SIM.
Akhirnya setelah berkali-kali ditilang
karena belum mempunyai SIM. Tapi sekarang “Cegatan dimana sih? Sikaat ajaaa”
hahaha menjadi kebanggaan tersendiri untuk remaja yang pertama kali mendapatkan
itu.#PitikAngkrem8
0 komentar:
Posting Komentar