Kamis, 25 Desember 2014

Habis Manis, Sepah Dibuang

“Dateng cuma pas butuh tok, teman macam apa Kamu itu?”
“Bukan, bukan begitu maksudku Kawan. Dengar baik-baik...”
Kalimat yang biasa Kita dengar dalam kehidupan pertemanan. Manusia disebut makhluk sosial karena tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Tetapi apakah kita hanya bergantung pada satu manusia saja kah? Tidak mungkin.
          Lihat zaman sekarang, seolah-olah dunia hanya milik Kita sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain. Setiap orang pasti memiliki hubungan pertemanan satu sama lain. Pertemanan tidak harus selalu bersama Kita seperti satu sekolah, satu universitas, satu kota, ataupun satu benua. Carilah teman sebanyak-banyak yang Kau inginkan. Tetapi ingat! Jangan pernah melupakan teman lamamu. Melupakan di sini bermakna ambigu.
          Persepsi orang tak melupakan teman lama kadang harus dengan setiap saat komunikasi terus-menerus, mengabari semua aktivitas, selalu cerita aktivitas keseharian, selalu tahu keberadaannya, dan tidak hanya datang saat Dia membutuhkan Kita. Tak melupakan yang dimaksud tidak harus seperti itu. Bukan berarti Kita tidak peduli dengan teman lama, itu salah besar. Kepedulian seseorang tergantung sifat kepribadiannya. Ada yang stalker, telepon jika kangen, mengirim pesan, dan sebagainya. Memang benar, ada orang yang selalu datang ke teman lama saat Dia sedang membutuhkan saja dan saat Kita membutuhkan pertolongannya, Ia tidak mau membantu Kita, tetapi tidak semua orang seperti itu.

          Adakalanya Kita sangat membutuhkan pertolongan teman lama. Kita sebagai teman lama tidak langsung melontarkan kalimat-kalimat yang menyakitkan seperti ‘dateng cuma pas butuh doang’. Hey, lihat lah lebih dulu teman Kita tersebut, apakah benar Dia cuma datang saat membutuhkan saja? Apa benar Dia hanya mementingkan diri sendiri? Apa benar jika Kita meminta pertolongan pada dirinya, Dia tidak mau membantu Kita? Apa benar Kita juga selalu datang padanya saat Kita butuh saja? Apa benar Kita selalu ada dalam kesehariannya? Apa benar Kita selalu ada untuknya? Pikirkan lah lebih dulu sebelum Kita melontarkan kalimat-kalimat yang tidak semestinya. #PitikAngkrem3

0 komentar:

Posting Komentar