Senin, 15 Desember 2014

#Reportase_ILoveZoo

Cintai Satwa maka Cinta Kebun Binatang

Yang hidup pasti mati, yang mati yang menyentuh hati...
Kata-kata tersebut terucap sama persis melalui seorang security bernama Pak Bambang, animal keeper(penjaga kandang), dan suami istri yang sedang berteduh menunggu hujan bersama putranya(15/12). Mereka masing-masing mempunyai kenangan indah dan mengundang air mata di kebun binatang kecintaan warga Yogyakarta. Tidak lain tidak bukan adalah Gembira Loka Zoo. Bukan hanya karena fasilitas-fasilitas lengkap mulai dari taman, foodcourt, wifi, wahana bermain, sirkus mini, ataupun suasana Gembira Loka Zoo yang senantiasa terjaga keasriannya. Namun, pengalaman dari security dan penjaga kandang yang lebih berpengalaman dalam hal merawat dan melindungi satwa-satwa juga memberi kesan menarik dan menyentuh hati.
Pak Bambang yang tinggal di daerah Tamanan bekerja menjadi security di Gembira Loka Zoo sejak desember 2009. Beliau bekerja sudah 5 tahun terhitung sampai sekarang dan banyak sekali pengalaman yang Ia dapatkan selama 5 tahun tersebut. karena Ia juga bekerja sip-sipan(bergantian jam) dengan pekerja yang lainnya. Jadi Ia pernah merasakan menjaga pagi atau malam. Salah satu pengalaman yang tidak terlupakan ketika buaya dan gajah lepas. Tetapi Beliau langsung memanggil pawang binatang tersebut dan akhirnya buaya dan gajah masuk kandang masing-masing. Buaya yang lepas tadi, sekarang sedang di karantina yang tidak boleh dikunjungi oleh para pengunjung.
“Akhirnya buaya di karantina. Karantina itu seperti sekolah binatang. Binatang aja di sekolahin loh sama kayak kamu.” tawa Bapak Bambang.
Tidak hanya itu, seseorang paling dekat dengan satwa adalah animal keeper(penjaga kandang) yang setiap hari memberi makan, memandikan, merawat satwa agar selalu sehat, dan dengan tidak sengaja seorang animal keeper harus mencintai dan menyayangi satwa tersebut dari hati, tidak hanya asal merawat satwa. Nah, seorang animal keeper sudah terbiasa dengan tanggung jawab pada satwanya, hidup satwa juga tergantung pada animal keepernya. Tetapi, semua yang hidup pasti akan mati. Seperti zebra dan jerapah yang mati di Gembira Loka Zoo. Zebra hewan herbivora, makanannya adalah rumput.
“Saat zebra sedang asyik memakan rumput, ditumpukan rumput itu ada benda seperti rafia. Zebra kan gatau kalau ada benda seperti itu, maka ya Dia makan aja semuanya. Setelah itu pencernaannya terganggu, sempat dioperasi juga kok. Tapi akhirnya Zebra itu mati” ucap Dayu salah satu guide di Gembira Loka Zoo.
Hujan membasahi Gembira Loka Zoo, daun-daun berserakan jatuh ke tanah terkena angin dan hujan. Suara binatang juga tidak terdengar sering berbunyi lagi seperti saat matahari menyinari Gembira Loka Zoo. Para pengunjung juga berusaha untuk tidak terkena air hujan seperti, menyewa payung, memakai jas ujan, dan berteduh pada tempat-tempat yang telah disediakan.
Salah satunya Suami istri dengan putranya yang masih duduk di bangku TK(taman kanak-kanak) sedang tertidur pulas karena kecapekan sehabis mengelilingi kebun binatang sambil menunggu hujan reda. Bapak Manto menghisap sebatang rokok serta memakai topi yang duduk santai bersama Istrinya yang bernama Ibu Ismi. Mereka berasal dari Kota Yogyakarta dan sudah berkali-berkali ke Gembira Loka Zoo sejak Mereka kecil hingga sekarang sudah mempunyai satu anak.
“Dulu saya sangat senang suka dengan hewan yang belang-belang hitam putih, iya Zebra. Kan unik ya jarang banget di Indonesia nemuin hewan itu. Wah senang sekali melihatnya. Ada jerapah juga yang lehernya panjang, kanguru juga unik lah.” Tutur Ibu Ismi.
Ibu Ismi bercerita ke putranya tentang jerapah dan zebra yang bisa dilihat langsung dengan datang ke Gembira Loka Zoo, tidak hanya menonton satwa dari televisi dan sebagainya. Ternyata zerbra dan jerapahnya sudah lama mati. Kekecewaan pasti ada di hati para pengunjung karena tidak bisa melihat binatang kesukaannya. Dan sampai saat ini, Mereka sangat menyayangkan karena belum ada penggantinya. Tetapi satwa-satwa yang ditunjukkan semakin beragam, seperti penguin jackass dan burung yang bebas terbang ke sana-kemari.
Satwa yang mati kebanyakan dari golongan satwa hampir punah dan satwa yang terdapat di kebun binatang adalah satwa yang hampir punah. Bukan berarti satwa yang tidak punah tidak kita jaga juga, itu salah besar. Tidak terbayang kalau satwa yang sangat langka tidak lagi ada di dunia ini. Marilah Kita bersama-sama menjaga, melindungi, dan melestarikan beraneka ragam satwa yang hidup di dunia ini. Cintailah satwa terlebih dahulu maka kita bisa cinta pada kebun binatang. Kebun binatang bukan sekedar masuk jalan-jalan kemudian keluar saja. Seperti jargon khas Gembira Loka Zoo yaitu “Bukan Sekedar Rekreasi”. #Reportase_IloveZoo 

0 komentar:

Posting Komentar