Malam
sudah berganti pagi dengan cepat bagai kereta monorel yang melintasi rel.
‘’ Banguuuun Non Adel,
banguuuuun, sudah siaang. Nanti terlambat ke sekolahnya” Omel Bibi membangunkan
Adel yang susah bangun pagi.
‘’apasiih Bi, masi juga
jam berapaaa, sekarang itu masi pagi bangeeeet’’ Adel kemudian menarik selimutnya lagi.
‘’tapi sekaraaang sudah
jam 06.45 Non. Masih pagi sekali sampai matahari sudah nongol di atas kepala
Non’’ jelas Bibi.
‘’apaaaaa jam 06.45?
kenapa gak bangunin daritadi sih Bi’’ Adel jadi memarahi Bibinya dan bergegas
masuk kamar mandi.
Di
koridor kelas....
‘’Manaa sih si kebo
itu, lama banget datengnya. Padahal udah mau bel’’ singgung Kartika.
‘’ halaah itu kan sudah
biasa jadi kebiasaannya Dia’’ sahut Merry dengan datar.
Beberapaaa saat
kemudian...
‘’teeeeeng.........
tenggg........ teeeeng.....’’ bel sudah berbunyi.
‘’hossssh...,,
hosssssh.., tunggu aku’’ Adel mengejar Kartika dan Merry.
‘’lari-lari seperti
dikejar alien sajaa, hahahaha’’ kata Merry
‘’tadi Aku kesiaangan
lagi, duh’’
‘’bukaaaan cuma tadi
tapi TIAP HARI!’’ omel Kartika saking jengkelnya.
Akhirnya
mereka malakukan aktivitasnya sebagai pelajar di sekolah.....
Adel adalah anak tunggal dari orangtua pengusaha gadget
yang sangat sukses di daerah Bandung. Orangtuanya selalu berangkat pagi dan
pulang larut malam. Jika Adel ketemu dengan orang tuanya paling hanya bertatap
muka untuk berpamitan saja dan saat sudah tertidur. Dalam sehari-hari Adel
hanya ditemani oleh Supir, Bibi yang merawatnya sejak Ia bayi, dan Teman-teman
SMP nya saja.
Terkadang sepulang sekolah, Adel mengajak
kedua sahabatnya untuk bermain ke rumah, mengerjakan tugas sekolah, belajar
bersama, dan juga berenang di rumah Adel. Kartika dan Merry senang mempunyai
teman yang sangat baik seperti Adel. Tetapi ada kebiasaan buruk yang tidak
disukai kedua sahabatnya, yaitu Ia sangat suka berfoya-foya,
menghambur-hamburkan uang dan berpikir bahwa semua bisa dibeli dengan uang.
Karena Adel sangat senang dan bangga mempunyai orang tua yang sangat kaya.
Orang tua Adel terbang menggunakan
garuda ke Singapura karena ada meeting mendadak dari pihak lain. Rencananya
mereka akan bekerja sama dengan pihak tersebut untuk lebih mengunggulkan produk
tersebut agar tidak kalah saing dengan produk-produk baru yang mulai
bermunculan dalam waktu dekat ini.
Setelah meeting selesai dengan beberapa perjanjian dan
kesepakatan, orang tua Adelpun kembali ke Bandung dengan membawa kabar gembira
untuk Adel. Bahwa orang tuanya akan kerja di rumah selama 2 hari tetapi tidak
memberitahu Adel sebelumnya.
Esok harinya.......
‘’ Naaaak, ayo bangun
dulu sudah pagi nanti terlambat sekolahnya, Naaaaak’’ elus Mamanya di kepala
Adel.
‘’Bibiiii, kok
manggilnya ‘Nak’ tumben banget. Kan aku bukan buah hati Bibi’’ jawab Adel
sambil ngulet dan masih setengah sadar.
‘’Naaaak lihaaat dulu
ini siapaaa” sambil membangunkannya.
‘’haaaah? Mama? Kok
Mama disini? Ngapain? Kok gak berangkat pagi? Mama gak kerja lagi?’’ seketika
Adel terkejut dan rasa ngantuknya hilang.
‘’gini loh
sayangku............’’ Mamanya menjelaskan panjang lebar.
Kemudian Adel bergegas mandi dan Ia bangun lebih awal
dari sebelum-sebelumya. Ibunya menyiapkan sarapan dan membawakan bekal,
sedangkan Ayahnya akan mengantarkannya ke sekolah. Selama cuti 2 hari, Adel
selalu dimanja oleh orangtuanya.
Setelah cuti 2 hari, keadaan pun kembali normal. Orang tuanya
sibuk dengan kerjaannya dan Adelpun sibuk dengan pelajaran karena Ia sudah
kelas IX yang sebentar lagi mengikuti Ujian Nasional.
Sebulan kemudiaan, memang
perusahaannya setelah bekerjasama dengan Tim Singapura mengalami peningkatan
yang sangat drastis dan keuntungan semakin besar yang didapatkan. Akhirnya
semua tanggung jawab perusahaan diberikan kepada mereka karena orang tua Adel
sudah percaya kepada mereka.
Bulan demi bulan, sepertinya banyak kejanggalan yang
terlihat pada perusahaan itu. Tetapi pihak dari orang tua Adel hanya mengira
itu hanya perbedaan-perbedaan sedikit sistem dari mereka.
Kejanggalan itu akhirnya muncul, bahwa perusahaan telah
diambil alih oleh Tim Singapura. Apa boleh buat, perusahaannya ditipu dan semua
diambil alih oleh mereka yang licik. Keluarga mereka harus pindah rumah dan
perusahaan hilang begitu saja.
Semenjaaak saat itulah hidup
Keluarga Adel berubah drastis. Mereka menjadi keluarga yang sederhana, harmonis
dan belajar dari masalah yang ada.
Sahabat-sahabatnya tidak
menyangka semua akan terjadi seperti ini. Beritanya sudah tersebar ke satu
sekolahan. Semua teman-temannnya mengejek, mengolok, memojokkan Adel.
‘’Hahahaaha, dulu kaya banget tapi
sekarang melaratnya minta ampuuun deh, hahaha’’
‘’ kalo aku sih malu, mukaku mau
ditaruh dimanaaa, hahahahaha’’
‘’makanya jangan sok punya orang tua
kaya!’’
‘’sudaah diam!!! Kalian tidak tahu
apa-apa tentang masalah inii!!!’’ jawab Kartika dengan sangar.
Begitu terus olokan
teman-temannya. Setiap Adel berangkat sekolah, Ia selalu menangis karena
dibully dan diejek-ejek, tetapi sahabat-sahabatnya tidak pernah berhenti untuk
terus menyemangatinya agar tahan dengan cobaan itu. Sahabat yang baik itu,
senang dan susah selalu berada di samping sahabatnya bukannya pergi
meninggalkan sahabatnya yang sedang kesusahan. Kartika dan Merry selalu
memarahi teman-teman yang mengejek Adel.
Orang tua Adel terus
berdo’a dan menasehati Adel supaya mereka diberikan perlindungan dan kehidupan
yang lebih baik lagi.
Mulailah dari awal
kembali. Mereka mencoba membuka laundry kecil-kecilan di rumahnya. Ayahnya
mengambil dan mengantar baju ke rumah para tetangga, sedangkan Ibunya
menyetrika pakaian-pakaiannya. Laundry menginjak 3 bulan, semakin banyak saja
pelanggannya. Akhirnya mencari orang-orang untuk menjadi pegawai sementara,
karena tidak punya uang untuk membesarkan usaha laundry dan membayar pegawai
tersebut.
Bertahun-tahun kemudian tidak
terasa Adel sudah menginjak kelas XII SMA. Adel mulai berpikir untuk membantu
orangtuanya. Dia mencoba dengan mengumpulkan botol-botol yang sudah tak
terpakai di rumahnya lalu menjualnya. Uang penghasilannya Ia tabung untuk
orangtuanya. Setelah
berbulan-bulan Ia keliling rumah tetanggnya untuk mengambil botol-botol yang
sudah tidak terpakai lagi. Dan hasilnya sangat luar biasa, Adel setiap harinya
selalu mendapatkan uang hasil jerih payahnya sendiri demi membantu orangtuanya.
Tibalah saatnya Adel
melaksanakan Ujian Nasional....
Satu bulan kemudian.....
‘’alhamdulillllah NEM nya sangaat
memuaskan dan aku keterimaa di UGM Ibuuuu,Ayaaaaah’’ sambil memeluk orangtuanya
dan sujud syukur.
‘’alhamdulillaaah Naaaaak’’
orangtuanya menangis bahagia.
Adel sekarang sudah
menjadi Mahasiswa UGM dan Ia menjadi pengusaha rongsokan yang sangat sukses.
Sambil mencari ilmu, Adelpun sudah mendapatkan penghasilan dari kerja kerasnya
selama ini.
Tidak melupakan orangtua
tercintanya, Adel membantu dengan menambahkan modal untuk orang tuanya membuka
laundry yang besar dan bercabang-cabang di kota Bandung dan menciptakan
lapangan pekerjaan yang sangat besar.
Ayah, Ibu, Adel. Keluarga kecil yang
mengalami manis pahitnya kehidupan. Tidak pantang menyerah dalam suatu masalah
dan saling membantu satu sama lain anggota keluarganya.
Sukses itu tidak diraih
bagai membalikkan tangan saja, tetapi dengan kesadaran, ketekunan, keseriusan,
doa, dan restu dari orangtua. Mulailah dari sekarang, agar masa depanmu mudah
diraihnya.#PitikAngkrem6