Test Urine
XI MIA 2, Kelompok 3:
1. Shinta Anindita L (06)
2. Alya Rahma Aqila (25)
3. Arina Nurjanah
(26)
4. Fahimah Al Kayyis
(28)
5. Lisna Rahmawati (29)
SMA
N 1 SEWON
BANTUL-YOGYAKARTA
LEMBAR
KERJA SISWA
JUDUL : Sistem
Ekskresi pada Manusia
KOMPETENSI
DASAR :
1.9
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem ekskresi dan mengaitkannya dengan proses
ekskresi sehingga dapat menjelaskan mekanisme serta gangguan fungsi yang
mungkin terjadi pada sistem ekskresi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi.
1.10
Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi organ yang
menyebabkan gangguan sistem ekskresi manusia melalui berbagai bentuk media presentasi.
TUJUAN
PEMBELAJARAN :
Siswa
mampu melakukan proses pengujian kandungan urin.
A. Topic
Ginjal
Setiap
harinya ginjal manusia bekerja menyaring darah dan menghasilkan urin. Urin yang
dihasilkan setiap manusia berbeda-beda tergantung dari jumlah air yang
dikonsumsi, suhu serta tekanan yang dialami seseorang. Dalam kehidupan
sehari-hari kita mengetehui bahwa urin manusia rata-rata berwarna kuning dan
sedikit berbau. Apa saja yang menjadi kandungan dalam urin tersebut? Apakah
berbahaya jika seseorang tidak mengeluarkan urin dalam sehari?
Dalam
percobaan kali ini kita akan mengetahui ada atau tidaknya kandungan Glukosa,
Protein, endapan klorida dalam urin, bau ammonia, serta pH urin dimana dari
beberapa uji tersebut ki mengetahui tingkat kesehaan ginjal seseorang.
B. Sub
Topik
Uji kandungan urine
C. Alat
dan Bahan
1.
Alat
:
a.
Alat
tulis
b.
Tabung
reaksi
c.
Tabung
spritus
d.
Pipet
tetes
e.
Penjepit
tabung reaksi
f.
Lampu
Bunsen
2.
Bahan
:
a.
Handout
system ekresi
b.
Lembar
kerja siswa
c.
Urin
segar
d.
pH
meter
e.
biuret/million
f.
fehling
A dan fehling B
D. Panduan
Penggunaan
1.
Membentuk
kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa.
2.
Isi
biodata kelompok pada kolom yang telah diisikan.
3.
Melakukan
uji urine sesuai dengan cara kerja yang telah disediakan.
4.
Memasukan
data hasil pengamatan ke dalam table data hasil pengamatan Uji Urin.
5.
Menjawab
pertanyaan diskusi.
E. Langkah
Kerja
1.
Uji
pH Urine
a.
Memasukkan
urin sebanyak 2ml ke dalam tabung reaksi. Celupkan kertas indicator universal
ke dalam urine.
b.
Cocokan
perubahan warna indicator dengan warna standart pH. Catat hasil pengamatan.
2.
Uji
kandungan NH3
a.
Memasukkan
urine ke dalam tabung reaksi sebanyak 2ml.
b.
Menyalakan
pembakar spiritus.
c.
Jepit
tabung reaksi dengan penjepit dan goyang-goyangkan di atas api spritus sampai
mengeluarkan gelembung.
d.
Cium
aroma yang dihasilkan.
e.
Catat
hasil pengamatan
3.
Uji
kandungan Glukosa urine
a.
Masukkan
urin 5ml ke dalam tabung reaksi
b.
Masukkan
5 tetes fehling A dan 5 tetes fehling B, kemudian goyang-goyangkan.
c.
Panaskan
tabung reaksi, pegang menggunakan penjepit.
d.
Periksa
perubahan warna yang terjadi.
e.
Sebagai
pembanding buat larutan gula + fehling A + fehling B, dipanaskan menghasilkan
warna merah bata.
4.
Uji
protein urine
a.
Masukkan
urin sebanyak 2ml kedalam tabung reaksi.
b.
Tambahkan
8-10 tetes larutan reagen biuret.
c.
Amati
perubahan warna yang terjadi.
d.
Catat
hasil pengamatan ke dalam tabel.
F. Tabel
Hasil Pengamatan
NO.
|
Nama
|
Warna Urine
|
Uji / Test Urine
|
|||
pH
|
Bau
|
Glukosa
|
Protein
|
|||
1.
|
Sampel A
|
Kuning gelap
|
7
|
Amoniak
|
Warna : Hijau kebiruan
|
Warna : coklat muda
|
2.
|
Sampel B
|
Kuning terang
|
6
|
Amoniak
|
Warna : Hijau kecoklatan
|
Warna : coklat muda
|
G. Diskusi
1. Berdasarkan
pengamatan yang telah dilakukan, berapakah rata-rata nilai pH , berikan
penjelasan mengenai nilah pH yang telah diamati!
Setelah kami melakukan pengujian kandungan urine, ternyata
pH rata-rata dari urine yang kami uji adalah 7/2 + 6/2 = 13/2 atau setara
dengan 6,5. Nilai pH suatu urine dapat dijadikan penentu normal atau tidaknya
urine tersebut. pH urine normal berkisar antara 4,8 – 7,5 , urine akan menjadi
lebih asam jika mengonsumsi banyak protein dan akan menjadi basa jika
mengonsumsi banyak sayuran.
2. Jelaskan
mengapa urine berbau?
Bau urine disebabkan oleh kandungan ammonia yang
memiliki aroma menyengat. Bau ammonia (pesing) pada urine dapat dipengaruhi
oleh makanan-makanan yang dikonsumsi atau kelainan pada proses pembentukannya. Bau
ini disebabkan oleh adanya perombakan protein dalam saluran kemih.
3. Jelaskan
dari manakah asal klorida yang terdapat dalam urine?
Na+ difiltrasi dalam jumlah besar, tetapi
akan mengalami trnspor secara aktif disemua bagian netron, kecuali pada bagian
ansahenle yang tipis. Dalam keadaan normal, 96% - 99% Na+ yang
difiltrasi akan di reabsorpsi, sebagian akan direabsorpsi bersama-sama dengan
klorida (Cl-), tetapi sejumlah kecil akan direapsorpsi secara aktif
dalam hubungannya dengan sekresi K+ . klorida dikeluarkan dalam
bentuk NaCl dan hamper seluruhnya berasal dari NaCl makanan, jadi
pengeluarannya tergantung pada banyaknya NaCl yang masuk.
4. Jelaskan
apakah klorida harus selalu ada dalam urine?
Klorida harus selalu ada dalam urine, jika urine tidak
mengandung klorin maka urine tersebut termasuk urine yang tidak normal. Klorida
harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Apabila klorida berada dalam tubuh secara
terus-menerus maka akan terjadi suatu penyakit. Klorida bersifat racun. Klorida
dikeluarkan bersama urine yang berionisasi dengan Na+.
5. Berikan
penjelasan, penyakit apakah yang mungkin terindentifikasi jika kadar gula dalam
urine positif!
Jika kadar gula pada urine positif, ,maka dapat teridentifikasi penyakit
:
a.
Glikosuria
Disebabkan kerusakan pada tabung ginjal.
b.
Diabetes
mellitus (kencing manis)
Disebabkan karena pancreas tidak menghasilkan atau hanya menghasilkan
sedikit sekali insulin. Insulin adalah hormone yang mampu mengubah glukosa
menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar gula dalam darah. Penyakit ini
menyebabkan penderitannya buang air kecil, cepat haus dan lapar, serta
menimbulkan masalah pada metabolism lemak dan protein.
6. Berikan
penjelasan, penyakit apa sajakah yang mungkin terindentifikasikan jika kadar
protein dalam urin positif!
Ternyata apabila urine mengandung protein berarti
orang yang memiliki urine tersebut mengalami kebocoran protein, yaitu seperti
penyakit Sindroma Nefrotik dan FSGS (Focal Segmental Glomerulo Sclerosis). Penyakit
ini sekitar 70-80% muncul sebagai sindroma nefrotik (kumpulan gejala). Seperti
bengkak ditungkai atau mata kaki, kebocoran protein di urine yang tinggi, kadar
albumin yang rendah, kolesterol darah yang tinggi.
7. Apa
yang dapat disimpulkan dari kegiatan tersebut?
Dari praktikum tersebut kedua pH normal dan kedua
urine tidak mengandung glukosa. Asal Klorida dari pengabsorpsi ion Cl-
secara pasif dibagian tubulus kontortus pistal dan terjadi sekresi aktif di
bagian lengkung henle. Klorida harus ada pada urine (yang normal). Apabila
urine terkandung protein maka urine tersebut tidak normal. Sehingga urine bisa
dikatakan sebagai factor X untuk menentukan sebuah penyakit.